Kamis, 11 Desember 2014

Rabu, 26 November 2014

Dil Darbadar Translated to Bahasa

Dunia ini tenggelam dalam kebisuan
Siapa yang akan menceritakan kisahmu
Yang menceritakan, dia tidak mengenalmu
Dan yang mengetahui, dia tidak bisa mengatakannya...

Seorang penjelajah mimpi, bukanlah seorang pemuja, bukan juga tidak percaya
Ya Tuhan, katakan dimana aku
Ini adalah permainan bersembunyi dan mencari-Mu
Bawa aku pulang, teman
Hatiku tak berumah, sedang mencari perlindungan...

Kau adalah wajahku
Aku adalah bayanganmu
Aku tiada arti tanpamu
Kau mengalir di pembuluh darahku
Kau menetap di pelupuk mataku
Tetapi tidak dapat dilihat

Aku berpindah-pindah, berjalan menuju padamu
Dan kembali lagi padamu
Kau memberiku dan aku memberimu
Apa rugiku dalam hal itu?

Patah dari ranting pohon
Murka kepada angin
Kemana aku harus pergi?
Kemana pun aku tiba
Aku hanya akan tumbuh
Di tempat kau menemuiku

Temui aku, lama aku menunggu
Waktu telah lama berlalu, aku menanggung derita, buka kedua lenganmu,
Hatiku tak berumah, sedang mencari perlindungan...

Selasa, 04 November 2014

Merindu

Cinta itu... baru bertemu sudah merindu,
Cinta itu... tanpanya kau pun tak ada,
Meski menyesakkan, kau tak bisa berhenti memikirkannya,
Karena senyumnya adalah sumber kekuatanmu,
Karena bahagiamu bersemayam dalam tawanya,
Karena suara debar jantungnya tercipta hidupmu,

Dan ketika dia menguasai lebih dari separuh hatimu,
kehadirannya menjadi sama pentingnya dengan bernafas,
Matamu hanya mencari keberadaanya,
Telingamu hanya ingin mendengar suaranya,
Dengan mudah kau tersenyum melihat hal-hal kecil yang mengingatkanmu padanya,

Dia...dia...hampir membuatmu gila,
Siang hari kau menyibukkan diri sekedar melupakannya sejenak,
dan kembali padanya di gelap malam.

Jumat, 17 Oktober 2014

Terjemahan Banjaara Ek Villain


Dia yang sedang kucari di hidupku
Mungkinkah dia tempatku menetap
Cukuplah aku berhenti di sini dengan damai
Mengapa hati ini berkata padaku
Bahwa telah kurasakan berbagai emosi baru
Entah apa yang telah mempengaruhiku
Kutemukan kembali suatu harapan
Saat akhirnya ada seseorang yang dapat menerimaku

Seperti puisi indah seorang penyair
Yang memberiku saat-saat penuh kedamaian dalam jiwa
Apa aku telah menemukan seseorang 
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya
Bagai permulaan pagi di musim yang baru
Atau siang yang cerah di musim dingin
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya

Bagai pesisir yang memberi tempat untuk berlabuh
Kutemukan dia di suatu persimpangan jalan
Bagai bintang yang bersinar di malam hari
Begitu pula caranya menerangi seisi kota
Dia membuatku melupakan semua derita
Kurasakan pengaruhnya padaku
Dia mengajariku cara menikmati hidup
Bagai hujan yang membasahi segalanya
Atau obat yang dioleskan di atas luka

Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya
Bagai permulaan pagi di musim yang baru
Atau siang yang cerah di musim dingin
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya

Wajahnya yang tersenyum memberi rasa tentram padaku
Namun entah apa yang tersembunyi di kedalaman samudera hatinya
Setiap saat dia memberi naungan pada orang lain
Namun dirinya sendiri berdiri di bawah teriknya matahari
Dia yang terluka namun mengapa aku yang merasakan sakitnya
Oh hati, katakanlah apa maksudmu

Aku bagai burung yang gelisah
Terbang dari satu tempat ke tempat lainnya
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya
Bagai permulaan pagi di musim yang baru
Atau siang yang cerah di musim dingin
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya

Minggu, 07 September 2014

Antara Ek Villain dan I Saw The Devil

Ek Villain. Pertama kali melihat trailler film ini di Youtube setelah seminggu sudah gak tayang lagi di Blitz. Ya, telat memang. Tapi trailler film tersebut sukses membuai gue untuk menonton filmnya. Lagu yang berjudul Banjaara membuat gue jatuh cinta sama film tersebut. Gue lantas mencari versi Bluray Ek Villain di internet karena sudah gak sabar menonton filmnya. Dan versi blueray-nya baru didapat hari ini setelah dua bulan mencari.
Sebelum nonton filmnya, gue sudah tahu bahwa film tersebut dicap sebagai jiplakan dari film I Saw The Devil yang dibintangi oleh Lee Byung Hyun, aktor Korea Selatan. Mulanya sempat kecewa, kenapa harus copy dari film Korea?? Akhirnya gue jadi penasaran untuk menonton kedua film tersebut. Yah, sekedar membandingkan.
Persamaannya adalah film ini memiliki story line yang sama. Seorang laki-laki yang membalaskan dendam atas kematian kekasihnya yang menjadi korban dari serial killer. Sang perempuan di film ini sama-sama memohon untuk tidak dibunuh karena sedang mengandung. Kalau untuk perbedaannya, menurut gue cukup signifikan, jadi rasanya gak sepantasnya juga jika film ini disebut jiplakan. Mungkin terinspirasi lebih tepatnya.

I Saw The Devil :

Aktor utama laki-laki di film ini adalah seorang agen kepolisian.

Aktris wanita di film ini hanya muncul di awal scene.

Aksi kriminal di film berupa mutilasi, pelecehan seksual, pemerkosaan. Sadis dan darah muncrat hampir di sepanjang film. Pembunuh menggunakan berbagai macam benda tajam.

Karakter pembunuh di film ini adalah sangat-sangat sakit jiwa!

Pembalasan dendam di film ini sama gilanya.

Ek Villain :
 Aktor utama laki-laki di film ini adalah seorang gangster.

    Aktris wanita di film ini selalu muncul di sepanjang film, karena alur ceritanya adalah flash back.

    Aksi kriminal di film ini tidak terlalu sadis jika dibandingkan dengan I Saw The Devil. Pembunuh di film ini menggunakan obeng. Selalu mengenakan jas hujan hitam lengkap dengan sarung tangan berwarna kuning saat sedang melancarkan aksinya.

     Karakter pembunuh di film ini cenderung kelihatan seperti pecinta yang depresi.

      Pembalasan dendam di film ini tampak biasa-biasa saja.

Bagi yang gak suka film yang terlalu sadis, lebih baik nonton Ek Villain aja, karena selain pemainnya lebih tampan dan cantik, film ini dikemas lebih soft dan romantis. Kalau gue pribadi lebih suka I Saw The Devil karena di awal scene-nya aja sudah bikin speechless! Tapi ada kekurangannya juga untuk I Saw The Devil, film ini minim backsound hingga terkadang gue menguap beberapa kali. Berasa kurang hidup gitu. Untuk nilainya film Ek Villain mendapatkan 60 point sementara untuk I Saw The Devil 80 point.

Okay, selamat menonton!

Sabtu, 16 Agustus 2014

Humdard Translated to Bahasa

'Humdard' dalam bahasa Urdu artinya seseorang tempatmu berbagi duka, sedih atau derita. Lagu ini adalah salah satu lagu favorit gue di film Ek Villain. Lagunya soft dan liriknya pun menyentuh. Tentang seseorang yang pada akhirnya menemukan Humdard-nya. Yang menjadikan lagu ini begitu menyentuh selain liriknya adalah suara penyanyinya. Arijit Singh. Hope you guys have the similar taste of music to mine. Enjoy! ^^

Pal do pal ki hi kyun hai zindagi
Mengapa kehidupan hanya berlangsung sesaat

Is pyaar ko hai sadiyaan kaafi nahi
Untuk cinta seperti ini waktu berabad-abad pun rasanya tak cukup

To khuda se maang loon Mohalat main ik nayi
Maka aku meminta kepada Tuhan untuk sebuah perpanjangan waktu yang baru

Rehna hai bas yahaan
Aku hanya ingin tinggal disini

Ab door tujhse jaana nahi
Dan tidak ingin pergi jauh darimu

Jo tu mera humdard hai 2x
Sebab kau adalah teman berbagi derita

Suhaana har dard hai
Setiap derita menjadi menyenangkan 

Jo tu mera humdard hai
Sebab kau adalah teman berbagi derita


Teri muskurahatein hain taakat meri

Senyummu adalah kekuatanku

Mujh ko inhi se ummeed mili
Hanya karenanya lah ku dapatkan harapan

Chaahe kare koi sitam ye jahaan
Meski dunia ini berlaku kejam

In mein hi hai sadaa hifaazat meri
Hanya di dalam senyumanmu lah tempatku berlindung selamanya

Zindagaani badi khoobsoorat hui
Kehidupan telah menjadi begitu indah

Jannat ab aur kya hogi kahin
Dimana lagi kutemukan syurga seperti ini

Jo tu mera humdard hai 2x
Sebab kau adalah teman berbagi derita

Suhaana har dard hai
Setiap derita menjadi menyenangkan

Jo tu mera humdard hai
Sebab kau adalah teman berbagi derita

Teri dhadkanon se hai zindagi meri
Ada hidupku dalam detak jantungmu

Khwaahishein teri ab duaayein meri
Harapanmu kini menjadi doaku 

Kitna anokhaa bandhan hai ye
Ikatan diantara kita adalah sesuatu yang tak biasa

Teri meri jaan jo ek hui
Sebab jiwamu dan jiwaku telah menyatu

Lautoonga yahaan tere paas main haan
Kelak aku akan kembali ke tempat ini di dekatmu

Vaada hai mera mar bhi jaaun kahin
Inilah janjiku bahkan jika aku mati sekalipun

Jo tu mera humdard hai 2x
Sebab kau adalah temanku berbagi derita

Suhaana har dard hai
Setiap derita menjadi menyenangkan

Jo tu mera humdard hai
Sebab kau adalah teman berbagi derita...




Minggu, 03 Agustus 2014

Review : Interlude by Windry Ramadhina

Well, mulanya gue beli buku ini by an accident. Sama sekali ga ada niat untuk beli novel sewaktu berkunjung ke Gunung Agung di Blok M. Hahaha. But my friend felt gamang that day. So she keep asking me, buku mana yang mau dibeli lebih dulu. Saat itu di tangannya ada 3 pilihan ; Pillow Talk, All You Can Eat and Interlude. After couple of minutes feels gamang, she finally decided which one to buy. And yes, she bought Pillow Talk and All You Can Eat by Christian Simamora. 

Sama sekali ga ada niat untuk beli novel karena gue lagi malas baca. Terakhir gue baca novel translate yang berhasil gw rampok dari temen gw yang maniak baca novel bertema detective. She loves Sherlock Holmes so bad. Dan novel translate itu belum selesai gue baca. Back to the book store, jujur karena gw merasa risi dengan teman gw yang satu itu karena memakan waktu lama untuk mengambil keputusan, akhirnya i decided to buy Interlude. Maksudnya bisa barter dikemudian hari. ^^
Sebenarnya karena agak penasaran juga karena beberapa novel karya Windry Ramadhina yang pernah gue baca selalu sukses membuat gue jatuh cinta. 

Tanpa terkecuali Interlude ini....

Novel ini secara keseluruhan adalah sweet simple love story. Mungkin kalau penulis lain yang ga punya jam terbang tinggi macam Windry, novel ini tidak akan sweet, melainkan boring simple love story. Dan sekali lagi Windry berhasil membuktikan bakat menulisnya.

First of all, gw ga akan spoiler. Yang akan membuat pembaca terkagum-kagum adalah karakter dari semua para tokoh yang ada di dalam novel setebal 372 halaman ini. Karakter mereka sangat kuat. Kai dengan sifat masa bodoh-nya, Hanna dengan trauma psikologis-nya, Gitta dengan cerewet sinis-nya dan Jun dengan pembawaannya yang tenang dan dewasa. 

Lalu yang kedua adalah dialog-dialog antar tokoh yang dikemas dengan cerdas. Untuk sweet simple love story, this is worth to read. Hope this novel dapat difilmkan seperti Refrain. Ceritanya simple tapi dialognya cerdas. Mungkin saja kalau di dunia nyata, gue akan membenci sosok Kai setengah mati. Dan akan melakukan hal yang sama seperti Gitta. Sinis. Tapi tidak jika Kai pada akhirnya menemukan gadis yang dapat membuat hatinya patah. 

Kai punya banyak kejutan yang membuatmu tersenyum pada akhirnya. Kai dapat membuat para wanita jatuh cinta. Kai dapat membuat para wanita merindukannya atau bahkan memohon untuk bersamanya. That's Kai. 

Warning! Novel ini akan membuatmu jatuh cinta pada sosok Kai yang bermasalah.


Sabtu, 29 Maret 2014

Review : Dance 4 Two


Aaaaaaaaaaaaaaaa....!!!
 Aku suka sama novel ini. Lebih tepatnya sukaaa pake banget! Novel ini unik, jalan ceritanya pun ga mudah ditebak. Suka dengan karakter Caja yg ga mudah menyerah memperjuangkan cinta dan karakter Albizia yg msh terjebak dg masa lalunya. 

Aku suka dg gaya bahasanya yg sederhana namun elegan. Aku suka dg alur ceritanya dari awal cerita sampai ending. Benang ceritanya sangat dapet dan memuaskan dibagian ending. Cerita dan beberapa tokohny pun ga cuma numpang lewat tp benar-benar saling melengkapi u jalanny sebuah cerita. 

Dan segala jenis kebetulan yg diramu di novel ini dibuat seolah bukan kebetulan semata melainkan takdir kalau they made for each other. Seberapa jauh dan lamanya mereka terpisah, toh kalau jodoh pasti kembali. I really deeply in love with this book. What a superb love story. Karakter tokoh-tokohnya pun mengena dan berkesan. 

Ah pokoknya bagus banget deh. AMAZING!

Sabtu, 25 Januari 2014

Heart Melting Dialogue from Kal Ho Naa Ho

Shah Rukh Khan as Aman Mathur
Love confession from Aman to Naina by reading Rohit's blank diary : 

Naina, i wish i could tell you how much i love you.
Naina, andai aku bisa mengatakan betapa aku mencintaimu. 
I love you, i love you very very much, Naina.
Aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu, Naina.
When i close my eyes, i see you.
Saat mataku terpejam, aku melihatmu.
When i open my eyes, i want to see you.
Saat mataku terbuka, aku ingin melihatmu.
When you are not around. I feel your presence all around me.
Bila kau tak ada di dekatku, aku selalu merasa kau ada.
Every second, every minute, every moment,
Setiap detik, setiap menit, sepanjang waktu,
My eyes search only for my Naina. 
Mataku hanya mencari kekasihku, Naina.
You can call this love, madness or my heartbeat.
Kau bisa sebut ini cinta, kegilaan, atau debaran hatiku.
It's the same for me.
Semuanya sama bagiku.
Many people love
Banyak orang mencintai.
But no one can love the way i do
Tapi tidak ada yang bisa mencintai sepertiku.
Because no one else has you
Karena mereka tidak memilikimu.
I cannot forget you, Naina.
Aku tidak bisa melupakanmu, Naina.
I don't want to forget you
Aku tidak ingin melupakanmu.
You are mine.
Kau milikku, 
I will love you all my life,
Aku akan mencintaimu sepanjang hidupku,
I will love you till i die, and even after that. 
Aku akan mencintaimu sampai mati, dan bahkan setelah itu.

Minggu, 19 Januari 2014

Jag suna suna lage

Hidup segan mati tak mau
Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?
Kedua hati telah hancur sebelum mereka bisa bersatu
Dua jiwa terpisah sebelum mereka bertemu
Entah takdir apa yang akan dihadapi
Air mata bagai hujan terus menerus berjatuhan tanpa melihatmu
Bahkan alam pun bersimpati padaku
Bagaimana aku melewati hari dan malamku tanpamu

Ketika mimpi hancur dalam sekejap
Dunia terasa hampa
Ketika cinta bukan milikmu lagi
Dunia terasa hampa
Mengapa ini terjadi?
Ketika hati menangis
Angin menerpa disekelilingku
Dunia terasa hampa

Malam yang dingin tak kenal ampun
Hari-hari yang tidak berwarna
Hanya ada kesepian dan kehancuran
Dan disinilah aku, setiap saat tanpa cintaku