Minggu, 07 September 2014

Antara Ek Villain dan I Saw The Devil

Ek Villain. Pertama kali melihat trailler film ini di Youtube setelah seminggu sudah gak tayang lagi di Blitz. Ya, telat memang. Tapi trailler film tersebut sukses membuai gue untuk menonton filmnya. Lagu yang berjudul Banjaara membuat gue jatuh cinta sama film tersebut. Gue lantas mencari versi Bluray Ek Villain di internet karena sudah gak sabar menonton filmnya. Dan versi blueray-nya baru didapat hari ini setelah dua bulan mencari.
Sebelum nonton filmnya, gue sudah tahu bahwa film tersebut dicap sebagai jiplakan dari film I Saw The Devil yang dibintangi oleh Lee Byung Hyun, aktor Korea Selatan. Mulanya sempat kecewa, kenapa harus copy dari film Korea?? Akhirnya gue jadi penasaran untuk menonton kedua film tersebut. Yah, sekedar membandingkan.
Persamaannya adalah film ini memiliki story line yang sama. Seorang laki-laki yang membalaskan dendam atas kematian kekasihnya yang menjadi korban dari serial killer. Sang perempuan di film ini sama-sama memohon untuk tidak dibunuh karena sedang mengandung. Kalau untuk perbedaannya, menurut gue cukup signifikan, jadi rasanya gak sepantasnya juga jika film ini disebut jiplakan. Mungkin terinspirasi lebih tepatnya.

I Saw The Devil :

Aktor utama laki-laki di film ini adalah seorang agen kepolisian.

Aktris wanita di film ini hanya muncul di awal scene.

Aksi kriminal di film berupa mutilasi, pelecehan seksual, pemerkosaan. Sadis dan darah muncrat hampir di sepanjang film. Pembunuh menggunakan berbagai macam benda tajam.

Karakter pembunuh di film ini adalah sangat-sangat sakit jiwa!

Pembalasan dendam di film ini sama gilanya.

Ek Villain :
 Aktor utama laki-laki di film ini adalah seorang gangster.

    Aktris wanita di film ini selalu muncul di sepanjang film, karena alur ceritanya adalah flash back.

    Aksi kriminal di film ini tidak terlalu sadis jika dibandingkan dengan I Saw The Devil. Pembunuh di film ini menggunakan obeng. Selalu mengenakan jas hujan hitam lengkap dengan sarung tangan berwarna kuning saat sedang melancarkan aksinya.

     Karakter pembunuh di film ini cenderung kelihatan seperti pecinta yang depresi.

      Pembalasan dendam di film ini tampak biasa-biasa saja.

Bagi yang gak suka film yang terlalu sadis, lebih baik nonton Ek Villain aja, karena selain pemainnya lebih tampan dan cantik, film ini dikemas lebih soft dan romantis. Kalau gue pribadi lebih suka I Saw The Devil karena di awal scene-nya aja sudah bikin speechless! Tapi ada kekurangannya juga untuk I Saw The Devil, film ini minim backsound hingga terkadang gue menguap beberapa kali. Berasa kurang hidup gitu. Untuk nilainya film Ek Villain mendapatkan 60 point sementara untuk I Saw The Devil 80 point.

Okay, selamat menonton!

Tidak ada komentar: