Minggu, 02 Agustus 2015

Review: In A Blue Moon

In a Blue Moon. Pertama kali aku beli buku ini pada bulan Maret 2015 lalu dan baru berhasil diselesaikan hari ini jam 1.25 pagi. Seperti karya Ilana Tan sebelumnya yang sudah aku baca. Ilana berhasil membuatku jatuh hati dengan tokoh laki-laki bernama Lucas Ford. Oh my goodness! he's really sweet and gentleman. But... seperti kebanyakan laki-laki pada umumnya, Lucas kurang tegas dalam meluruskan hubungan. Tapi pada akhirnya, cintanya kepada Sophie lah yang membuat Lucas berubah. Emang ya, laki-laki itu harus benar-benar jatuh hati sama perempuan baru bisa berkomitmen. Dan Sophie berhasil membuat Lucas berubah. 


Lucas terlambat menyadari bahwa dia sudah jatuh hati pada Sophie sejak pertama kali melihat gadis itu. Kadar benci Sophie buatku porsinya pas. Engga berlebihan dan engga nanggung juga. Dan sifat Lucas yang ingin menunjukkan kepada Sophie bahwa dia bukan lagi remaja bodoh seperti yang dikenal Sophie sepuluh tahun yang lalu benar-benar membuat Sophie luluh. Bagaimana engga? Lucas engga memaksa gadis itu untuk memaafkannya, melainkan meminta gadis itu memberikan kesempatan kepada Sophie agar mengenal Lucas lebih dekat. 

Well, ide ceritanya menurutku simple. Engga ada konflik yang rumit namun tetap dikemas dengan manis dan menarik untuk disimak sampai novel berakhir. Novel ini sukses membuat aku berdebar seperti yang dialami oleh Sophie ketika bertemu Lucas. Ilana sekali lagi berhasil mendeskripsikan perasaan dua tokoh yang saling menyukai ini dengan baik. Seperti novel sebelumnya.

Sunshine Becomes You.

Point untuk novel ini adalah 8. Dari skala 1-10.

Minggu, 15 Maret 2015

Bahagia itu Sederhana

Bahagia itu sederhana
Seperti matahari yang mengiri kepergianku mengawali hari

Bahagia itu sederhana
Seperti angin yang menerpa wajahku dengan sentuhan lembut

Bahagia itu sederhana
Seperti alunan musik merdu mendamaikan hati

Bahagia itu sederhana
Seperti pasir-pasir pantai yang merendam hangat kedua kakiku

Bahagia itu sederhana
Seperti berlari-larian di bibir pantai dan membasahi diri dengan air laut

Kamis, 11 Desember 2014

Rabu, 26 November 2014

Dil Darbadar Translated to Bahasa

Dunia ini tenggelam dalam kebisuan
Siapa yang akan menceritakan kisahmu
Yang menceritakan, dia tidak mengenalmu
Dan yang mengetahui, dia tidak bisa mengatakannya...

Seorang penjelajah mimpi, bukanlah seorang pemuja, bukan juga tidak percaya
Ya Tuhan, katakan dimana aku
Ini adalah permainan bersembunyi dan mencari-Mu
Bawa aku pulang, teman
Hatiku tak berumah, sedang mencari perlindungan...

Kau adalah wajahku
Aku adalah bayanganmu
Aku tiada arti tanpamu
Kau mengalir di pembuluh darahku
Kau menetap di pelupuk mataku
Tetapi tidak dapat dilihat

Aku berpindah-pindah, berjalan menuju padamu
Dan kembali lagi padamu
Kau memberiku dan aku memberimu
Apa rugiku dalam hal itu?

Patah dari ranting pohon
Murka kepada angin
Kemana aku harus pergi?
Kemana pun aku tiba
Aku hanya akan tumbuh
Di tempat kau menemuiku

Temui aku, lama aku menunggu
Waktu telah lama berlalu, aku menanggung derita, buka kedua lenganmu,
Hatiku tak berumah, sedang mencari perlindungan...

Selasa, 04 November 2014

Merindu

Cinta itu... baru bertemu sudah merindu,
Cinta itu... tanpanya kau pun tak ada,
Meski menyesakkan, kau tak bisa berhenti memikirkannya,
Karena senyumnya adalah sumber kekuatanmu,
Karena bahagiamu bersemayam dalam tawanya,
Karena suara debar jantungnya tercipta hidupmu,

Dan ketika dia menguasai lebih dari separuh hatimu,
kehadirannya menjadi sama pentingnya dengan bernafas,
Matamu hanya mencari keberadaanya,
Telingamu hanya ingin mendengar suaranya,
Dengan mudah kau tersenyum melihat hal-hal kecil yang mengingatkanmu padanya,

Dia...dia...hampir membuatmu gila,
Siang hari kau menyibukkan diri sekedar melupakannya sejenak,
dan kembali padanya di gelap malam.

Jumat, 17 Oktober 2014

Terjemahan Banjaara Ek Villain


Dia yang sedang kucari di hidupku
Mungkinkah dia tempatku menetap
Cukuplah aku berhenti di sini dengan damai
Mengapa hati ini berkata padaku
Bahwa telah kurasakan berbagai emosi baru
Entah apa yang telah mempengaruhiku
Kutemukan kembali suatu harapan
Saat akhirnya ada seseorang yang dapat menerimaku

Seperti puisi indah seorang penyair
Yang memberiku saat-saat penuh kedamaian dalam jiwa
Apa aku telah menemukan seseorang 
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya
Bagai permulaan pagi di musim yang baru
Atau siang yang cerah di musim dingin
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya

Bagai pesisir yang memberi tempat untuk berlabuh
Kutemukan dia di suatu persimpangan jalan
Bagai bintang yang bersinar di malam hari
Begitu pula caranya menerangi seisi kota
Dia membuatku melupakan semua derita
Kurasakan pengaruhnya padaku
Dia mengajariku cara menikmati hidup
Bagai hujan yang membasahi segalanya
Atau obat yang dioleskan di atas luka

Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya
Bagai permulaan pagi di musim yang baru
Atau siang yang cerah di musim dingin
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya

Wajahnya yang tersenyum memberi rasa tentram padaku
Namun entah apa yang tersembunyi di kedalaman samudera hatinya
Setiap saat dia memberi naungan pada orang lain
Namun dirinya sendiri berdiri di bawah teriknya matahari
Dia yang terluka namun mengapa aku yang merasakan sakitnya
Oh hati, katakanlah apa maksudmu

Aku bagai burung yang gelisah
Terbang dari satu tempat ke tempat lainnya
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya
Bagai permulaan pagi di musim yang baru
Atau siang yang cerah di musim dingin
Apa aku telah menemukan seseorang
Bagai pengembara yang menemukan rumahnya

Minggu, 07 September 2014

Antara Ek Villain dan I Saw The Devil

Ek Villain. Pertama kali melihat trailler film ini di Youtube setelah seminggu sudah gak tayang lagi di Blitz. Ya, telat memang. Tapi trailler film tersebut sukses membuai gue untuk menonton filmnya. Lagu yang berjudul Banjaara membuat gue jatuh cinta sama film tersebut. Gue lantas mencari versi Bluray Ek Villain di internet karena sudah gak sabar menonton filmnya. Dan versi blueray-nya baru didapat hari ini setelah dua bulan mencari.
Sebelum nonton filmnya, gue sudah tahu bahwa film tersebut dicap sebagai jiplakan dari film I Saw The Devil yang dibintangi oleh Lee Byung Hyun, aktor Korea Selatan. Mulanya sempat kecewa, kenapa harus copy dari film Korea?? Akhirnya gue jadi penasaran untuk menonton kedua film tersebut. Yah, sekedar membandingkan.
Persamaannya adalah film ini memiliki story line yang sama. Seorang laki-laki yang membalaskan dendam atas kematian kekasihnya yang menjadi korban dari serial killer. Sang perempuan di film ini sama-sama memohon untuk tidak dibunuh karena sedang mengandung. Kalau untuk perbedaannya, menurut gue cukup signifikan, jadi rasanya gak sepantasnya juga jika film ini disebut jiplakan. Mungkin terinspirasi lebih tepatnya.

I Saw The Devil :

Aktor utama laki-laki di film ini adalah seorang agen kepolisian.

Aktris wanita di film ini hanya muncul di awal scene.

Aksi kriminal di film berupa mutilasi, pelecehan seksual, pemerkosaan. Sadis dan darah muncrat hampir di sepanjang film. Pembunuh menggunakan berbagai macam benda tajam.

Karakter pembunuh di film ini adalah sangat-sangat sakit jiwa!

Pembalasan dendam di film ini sama gilanya.

Ek Villain :
 Aktor utama laki-laki di film ini adalah seorang gangster.

    Aktris wanita di film ini selalu muncul di sepanjang film, karena alur ceritanya adalah flash back.

    Aksi kriminal di film ini tidak terlalu sadis jika dibandingkan dengan I Saw The Devil. Pembunuh di film ini menggunakan obeng. Selalu mengenakan jas hujan hitam lengkap dengan sarung tangan berwarna kuning saat sedang melancarkan aksinya.

     Karakter pembunuh di film ini cenderung kelihatan seperti pecinta yang depresi.

      Pembalasan dendam di film ini tampak biasa-biasa saja.

Bagi yang gak suka film yang terlalu sadis, lebih baik nonton Ek Villain aja, karena selain pemainnya lebih tampan dan cantik, film ini dikemas lebih soft dan romantis. Kalau gue pribadi lebih suka I Saw The Devil karena di awal scene-nya aja sudah bikin speechless! Tapi ada kekurangannya juga untuk I Saw The Devil, film ini minim backsound hingga terkadang gue menguap beberapa kali. Berasa kurang hidup gitu. Untuk nilainya film Ek Villain mendapatkan 60 point sementara untuk I Saw The Devil 80 point.

Okay, selamat menonton!