Rabu, 23 Januari 2013

Arti Puisi Jab Tak Hai Jaan

Sejak film dibuka dengan sebaris puisi bertajuk Jab Tak Hai Jaan, Yash Chopra sudah berhasil menghipnotis penonton untuk tetap diam dan mengikuti akhir perjalanan cinta Samar Anand.  

Jab Tak Hai Jaan

Teri ankhoon ki namkeen mastiyaan
(Lirikan matamu yang nakal)

Teri hansi ki beparwaah gustakhiyaan
(Keriangan terpancar dari matamu)

Teri zulfon ki lehrati angdaiyaan
(Rambut panjangmu yang terurai)

Nahin bhoolunga main
(Aku tidak akan melupakanmu)

Jab Tak Hai Jaan, Jab Tak Hai Jaan
(Selama aku masih bernyawa, selama aku masih bernyawa)

Tera haath se haath chona
(Kau lepaskan genggaman tanganmu)

Tera sayoon se rukh modna
(Kau berpaling dari bayang-bayangku)

Tera palat ke phir naa dekhna
(Kau tidak menoleh kembali untuk melihat)

Nahin maaf karunga main
(Aku tidak akan memaafkanmu)

Jab Tak Hai Jaan, Jab Tak Hai Jaan
(Selama aku masih bernyawa, selama aku masih bernyawa)

Baarishon mein bedhadak tere nachne se
(Kau menari ditengah derasnya hujan)

Baat baat pe bewajah tere ruthne se
(Kau menumpahkan semua amarahmu)

Choti choti teri backani badmashiyon se
(Sikapmu yang kekanak-kanakkan)

Mohabbat karoonga main
(Aku akan mencintaimu)

Jab Tak Hai Jaan, Jab Tak Hai Jaan
(Selama aku masih bernyawa, selama aku masih bernyawa)

Tere jhoote kasme vadoon se
(Janji sumpahmu palsu belaka)

Tere jalte sulagte khaawo se
(Kau membuatku marah dan patah hati)

Teri beraham duaon se
(Kau selalu berdoa)

Nafrat karoonga main
(Aku akan membencimu)

Jab Tak Hai Jaan, Jab Tak Hai Jaan
(Selama aku masih bernyawa, selama aku masih bernyawa)

Rabu, 16 Januari 2013

Cerita Cinta Pertama (CCP)



Setiap orang pasti punya cinta pertama. Who hasn’t? Ada pengalaman cinta pertama yang menyedihkan ada juga yang berakhir bahagia sampai ke pelaminan.

Mau sedikit berbagi soal cinta pertama. Zaman dahulu kala, ketika usia saya lima belas tahun, untuk pertama kalinya jantung saya berdebar keras setiap kali bertemu dia sewaktu kelas satu SMA. 

Semasa SMA saya punya teman-teman segrup, saya kurang suka menyebutnya genk, karena biasanya genk identik dengan anak-anak gaul yang hanya ingin bergaul dengan sesamanya saja. Berhubung saya semasa SMA bukan anak gaul, jadi bertemannya dengan teman-teman biasa saja.

Menariknya teman-teman saya ini mempunyai keunikan masing-masing. Ada yang jago matematika, ada yang jago bahasa Inggris, ada yang hobi dandan alias suka ngaca terus di kelas, saking sebelnya tuh guru, kacanya disita. Hehehe. Ada juga yang ceriwis, kalau ngoceh susah berhenti, alias gak ada titik koma. Ada juga yang manja and mellow terus bawaannya. J

Nah berhubung saya jatuh cinta sama teman satu sekolah, gak menutup kemungkinan bisa menyebar kemana-mana beritanya.

Awal pertemuannya lucu juga sih, itu semua terjadi pada saat masa orientasi siswa karena saya salah masuk kelas. Seharusnya saya masuk kelas 1-4, tapi dengan pede nya saya masuk ke kelas 1-3 tanpa merasa ada yang janggal.

Sebelum masuk ke sekolah negeri, saya sudah menamatkan masa-masa SMP di pesantren di Jakarta Selatan, jadi agak sedikit canggung ketika harus bercampur dengan anak laki-laki. Rasanya gimanaaa gitu, seperti dilempar dari planet bumi dan jatuh ke planet Mars. (karena biasanya kan perempuan semua). Entah kenapa, mendengar saya lulusan pesantren, doi langsung menyapa saya lewat secarik kertas.

Awalnya sempet aneh juga, kertas apaan nih? pikir saya saat itu. Tulisannya gak terbaca. Ketika saya tanyakan dari mana asal kertas itu, seseorang di belakang saya menunjuk cowok hitam manis di belakang saya. Sempat grogi juga ketika yang menyapa saya adalah cowok. Teman di belakang saya menyampaikan kalau pesan di atas kertas itu berbahasa arab. Waduh sumpah tulisan arabnya jelek! makanya gak kebaca. wkwkwkwk. 

Disitulah saya mulai merasakan sesuatu yang asing yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan. 

Yang namanya cinta pertama, pasti menggebu-gebu, ya gak? Gak munafik deh. Setiap doi lewat depan kelas, kepala saya sampai muter cuma untuk lihat dia doang.
Saya juga pernah melamun hanya karena mikirin doi terus di kelas. Dan ketika absen, nama saya dipanggil berkali-kali, tapi saya gak menyahut. Padahal tempat duduk saya di depan persis meja guru. Di situ lah saya mulai menyadari keanehan yang terjadi dalam diri saya.

Setiap kali doi datang untuk minta sumbangan, maklum doi anak rohis, jadi setiap hari jumat pasti bawa-bawa kotak amal dari satu kelas ke kelas lain. Tanpa sepengetahuan saya, ternyata teman-teman sekelas heboh dan serentak berdehem mengejek saya. Saat itu perasaan saya campur aduk, malu, deg-degan, kesal, senang. Gak kebayang deh bentuk mukanya saat itu. Yang jadi pertanyaan saya, mereka itu tahu dari mana??? Ternyata selidik punya selidik, itu sudah jadi rahasia umum dan saya telat menyadarinya. Oh my God!

Secara fisik doi emang ganteng, ada yang bilang dia mirip Zumi Zola. Jujur saya jatuh cinta karena fisiknya saja, kalau jatuh cinta dari hatinya, bagaimana bisa? Lah wong ngobrol aja belum. Saking sukanya, saya bahkan meminta teman saya untuk foto dia secara pribadi. Aduh malu-maluin kalau mengingat masa-masa itu. ABG BGT!

Untuk cinta pertama saya ini bukanlah masuk kategori yang membahagiakan, karena dia tidak pernah menjadi milik saya alias bertepuk sebelah tangan. Secara kasat mata, doi adalah sosok yang dewasa, alim , pintar mengaji, ya pokoknya ustad gitu deh.

Dan setelah beberapa tahun kemudian, saya pindah ke lain hati tapi masih menyimpan rasa suka untuk dia. Dan secara gak sengaja saya bertemu teman SMA saya di toko rental dvd. Entah kenapa yang pertama dia ceritakan kepada saya adalah tentang cinta pertama saya itu. Dengan polosnya dia bilang, bahwa doi sudah pacaran dengan teman SMA saya. Meski saya tidak lagi menyukainya, namun entah dari mana asalnya munculah rasa pupus itu. 

Emmm... ternyata doi di luar bayangan saya. Awalnya saya mengira cowok seperti dia gak mau pacaran, karena menurut saya, cowok yang bisa menahan diri untuk tidak berpacaran dan lebih memilih untuk menikah adalah pria hebat. Ya semua itu balik lagi ke pribadi masing-masing ya.

Wajahnya yang alim dan manis memang sempat menipu saya.
Di situlah saya sadar, bahwa saya telah dibutakan oleh yang namanya cinta. Ya meskipun sebatas fisik saja. Dan saya bersyukur dia tidak pernah menjadi milik saya. J

Jeda waktu yang cukup lama itu membuat saya sadar, bahwa dia bukanlah pria yang saya butuhkan. Bukan pria yang saya cari dan semua hal tentangnya tidaklah sebaik yang saya kira. Saya bicara begini, bukan karena cinta saya bertepuk sebelah tangan, melainkan saya sadar jika kita hanya melihat dengan mata, maka kita akan tertipu, namun jika kita melihat dengan hati, semuanya akan berkata jujur.

Dan perihal cinta itu rahasia Allah, saya berharap masih ada pria baik-baik untuk saya di jagat raya ini. Pria yang bisa menjadi sahabat saya di dunia maupun di akhirat nanti. Jodoh yang disimpan baik-baik oleh Allah untuk saya kelak, seperti tutup dengan botolnya. J

Rab Ne Bana Di Jodi Translated Lyrics



Film Bollywood yang satu ini udah puluhan kali diputer di tv. Inget banget waktu pertama kali nonton film ini awalnya ga tertarik karena cover dvd nya yang kurang menarik, dan pemeran heroine nya artis pendatang baru (Anushka Sharma). Dan sekarang saya suka sama Anushka. :D Waktu itu lagi mengisi waktu luang sempet-sempetin ke rental dvd. Dan karena belum nemu film yang greget, akhirnya iseng-iseng nonton film ini.

Pertama kali nonton berdua bareng teman yang lagi nginep di rumah. Dan ternyata sangat tidak disangka, film ini jauh di luar dugaan saya. Film ini sukses buat saya jadi jatuh cinta kembali sama Shah Rukh Khan. Meskipun di film ini penampilan King Khan cupu banget!

Ada satu lagu yang buat saya jatuh cinta sama liriknya, oh ya sama sekali di film ini gak ada adegan vulgar. Film ini benar-benar menceritakan kisah cinta yang murni sebening air. Salah satu lagu yang sempat menghipnotis saya adalah Tujh Mein Rab Dikhta Hai, yang artinya : Aku Melihat Tuhan Dalam Dirimu. 

Okay, check it out. :)

Tujh Mein Rab Diktha Hai


Tu hi toh jannat meri, Tu hi mera junoon
(Kau lah surgaku, kau juga hasratku)

Tu hi to mannat meri, tu hi rooh ka sukoon
(Kau lah obsesiku, dan kau lah ketentraman jiwaku)

Tu hi aakhion ki thandak, tu hi dil ki hai dastak
(Kau lah kesejukkan mataku, dan kau lah debaran jantungku)

Aur Kuch naa janu, bas itna hi jaanu
(Aku tidak tahu yang lain lagi, selain ini)

Reff : 
Tujh mein Rab dikhta hai yaara mein kya karu
(Aku melihat Tuhan dalam dirimu, apa yang harus kuperbuat)

Sajhde sar jukhta hai, yaara mein kya karu
(Kepalaku terus tertunduk memujamu, apa yang harus kuperbuat)

Kaisi hai yeh doori, kaisi majboori
(Jarak apakah ini, ketidakberdayaan apakah ini)

Meine nazro se tujhe choo liya
(Aku menyentuhmu dengan pandanganku)

Kabhi teri khusboo, kabhi teri batein
(Harumnya dirimu dan kata-katamu)

Bin mange yeh jahan pa liya 
(Tanpa ku pinta, aku dapat merengkuh dunia ini)

Tu hi dil ki hai raunak, tu hi janmo ji daulat
(Kau lah cahaya hatiku, kau lah harta hidupku)

Aur kuch naa janu, bas itna hi jaanu
(Dan aku tak tahu yang lain lagi, selain ini)

back to reff

Cham cham aaye, mujhe tarsaye
(Bila kau datang, aku pun tergoda)

tera saaya ched ke chumta
(Bayanganmu menciumku)

Tu jo muskaye, tu jo sharmaye
(Saat kau tersenyum dan malu)

(jaisa mera hai khuda jhumta)
(Seperti melihat Tuhanku sedang menari)

Tu hi meri barkat, tu hi meri ibadaat
(Kau lah berkahku, dan kau lah ibadahku)

Aur kuch na janu, bas itna hi janu
(aku tidak tahu yang lainnya lagi, selain ini)

back to reff 

Saya sangat menyukai liriknya. Sangat bermakna dan membuat saya jatuh cinta. Menggambarkan ketidakberdayaan seorang pria yang mencintai gadis pujaannya dari kejauhan. Dan Shah Rukh Khan sekali lagi sukses membius saya dalam pesonanya. :)

Selasa, 08 Januari 2013

Kal Ho Naa Ho (Sad) Translated Lyrics to Bahasa

 
Tum ho gham ko chupaaye
(Kau di sana sedang menyembunyikan duka)
Main hoon sar ko jhukaaye
(Sementara aku disini menundukkan kepala)
Tum bhi chup ho, main bhi chup hoon ur)
(Kau terdiam, aku pun begitu)
Kaun kise samjhaaye
(Lalu siapa yang akan menasehati?)
Ab dooriyaan itni hain to
(Skrg ada jarak yang memisahkan)
Milna yahan kal ho naa ho
(Mungkin kita tidak akan bertemu lagi)



O, sach hai ke dil to dukha hai
(Benar hati ini penuh duka)
Humne magar socha hai
(Tetapi aku sudah membuat keputusan)
Dil ko hai gham kyoon aankh hai nam kyoon
(Lalu mengapa hati ini berduka, mengapa mata ini basah)
Hona hi tha jo hua hai
(Yang seharusnya terjadi pun, sudah terjadi)
Us baat ko jaane hi do
(Lupakanlah hal ini)
Jiska nishaan kal ho naa ho
(Inilah pertanda tiadanya hari esok)
Har pal yahan jeebhar jiyo
(Nikmatilah setiap detik hidupmu)
Jo hai sama kal ho naa ho
(Selagi masih ada waktu, entah esok ada atau tiada)

#Kal Ho Naa Ho (sad)