Kamis, 09 Mei 2013

When Holly Meet Bolly


Entah kenapa setiap kali dengerin lagu-lagu Bollywood, hati gue berasa nyangkut di filmnya. Kebawa ke kehidupan sehari-hari. Mungkin karena gue terlalu mendalami peran yang dibawakan tokohnya. Atau mungkin memang aktor and aktrisnya yang jempolan aktingnya? Banyak sebagian orang bilang bahwa film India itu gak realistis. Ada tarian dan nyanyiannya. Sedih nyanyi, senang pun nyanyi. Then what's the big deal? Itu kan hanya sebagian dari penghayatan film aja. Menurut gue itulah gunanya film. Menghidupkan suatu perasaan sedih dengan alunan lagu yang menyayat hati. Ataupun senang dengan lagu yang nge-beat.


Beberapa kali nonton film yang ide originalnya dari film Hollywood, kemudian di-remake ke Bollywood. Atau bahkan terinspirasi. Ingat terinspirasi beda ya sama copy cat! Seperti film Hollywood Stepmom yang di-remake secara resmi oleh Karan Johar dengan judul yang berbeda We Are Family. Walaupun jalan ceritanya sama, tapi gak tau kenapa remake Bollywood justru lebih berasa sedihnya. Coba aja bandingkan kedua film tersebut. Gue rasa hampir sebagian besar versi Bollywood-nya justru jauh lebih menyentuh daripada versi Hollywood-nya.

Itulah salah satu kelebihan sineas sana. Mereka mampu me-remake sebuah film menjadi jauh lebih dramatis berkat OST-nya. Salah satunya, film Ghajini yang diperankan secara total oleh Aamir Khan. Damn i love this movie! Selesai nonton, gue langsung mikir, “Ini beneran ceritanya setragis ini?” Sedih dan mengharukan. Ternyata cinta bisa merubah seseorang menjadi 180 derajat berbeda. Setelah gue nonton dan jatuh cinta sama film ini, ternyata usut punya usut film ini terinspirasi oleh film Hollywood Memento. Jujur aja karena penasaran, saya langsung lihat perbedaannya.


Dan memang, secara tema dan cerita kurang lebih hampir sama. Dengan tato di badan, kamera Polaroid dan Short Term Memory Loss-nya. Tapi jalan cerita dan penyelesaian konflik kedua film ini sangat jauh berbeda. I think Ghajini is much more touching and understandable (bener gak tuh bahasa inggrisnya??) Terlepas dari rasa suka gue sama Bollywood. Di film Ghajini, cerita cintanya dikemas dengan indah dan mengharukan. Ceritanya lebih mudah dicerna, ketimbang versi Hollywood-nya yang kebanyakan orang harus menonton beberapa kali baru mengerti. Dan banyak juga dari mereka yang pusing nonton alur cerita film Memento ini. Hehehe. Pemikiran orang barat sana emang rumit gue rasa. Beberapa film macam Inception-nya Leonardo De Caprio. Bisa bikin otak jungkir balik nontonnya. :)

Tidak ada komentar: