Kamis, 17 Oktober 2013

Review Before Us karya Robin Wijaya



Aku sedang dalam proses menyelesaikan novel ini dan sudah gak sabar mau menulis reviewnya. Satu hal yang aku suka dari novel ini adalah gaya bercerita Robin Wijaya yang mengalir dan enak dibaca. Bahasanya mudah dimengerti. Terkadang sebagai penulis, kita pastinya akan bertanya-tanya bagaimana caranya menuangkan ke dalam tulisan untuk suatu perasaan yang sulit diungkapkan. Tapi Robin Wijaya berhasil melakukannya. Banyak kalimat maupun paragraf dari novel ini yang membuatku berdecak kagum. "Whoa he definately could describe the perfect feelings!" Aku kagum dengan caranya penulis bertutur kata, mengemasnya menjadi kalimatnya yang indah dan mengena di hati. Tidak berputar-putar dengan kata-kata yang sama, melainkan kreatif memilih kata. BRAVO deh buat Robin Wijaya.

Jika dilihat dari ponit minusnya, mungkin setiap scene atau adegan tidak digambarkan dengan detail melainkan langsung ke dialog. Which is good, juga buatku. :D Tapi akan lebih baik jika digambarkan dengan detail setting adegan per adegan.

Dan sorry to say, aku kurang mendapatkan feel gereget dari cinta sesama jenis ini. Mungkin karena aku bukan penyuka sesama jenis, jadinya kurang memahami perasaan masing-masing tokoh di dalam novel ini. Sesekali aku cengingiran membaca novel ini, betapa Agil begitu menggilai Radith. Hahahaha. Agil is too feminine for a guy. ;)

The point is, aku jatuh cinta dengan gaya berbahasa Robin Wijaya. ^^

Tidak ada komentar: